17 Oktober 2008

Kegemukan dan Variasi Terapi Aman

Oleh: dr Dewi Setiawati Muchsin
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar


Seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun yang sudah memiliki tiga orang anak mengeluhkan berat badannya yang semakin meningkat. Dalam satu minggu, berat badannya mengalami peningkatan dua kilogram. Suaminya pun merasa ada yang kurang dari dia. Ibu ini menjadi makin tidak percaya diri manakala harus ke luar rumah dan bertemu orang banyak.


MASALAH ini mungkin banyak dialami oleh masyarakat kita, utamanya para wanita yang telah memiliki anak. Secara umum kegemukan dipicu oleh faktor keturunan, hormonal, pola makan yang salah, dan prilaku hidup (jarang berolahraga).

Terkadang kita sering tidak dapat membedakan pengertian obesitas dan overweight. Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara, overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan di mana berat badan seseorang melebihi berat badan normal.

Prinsip terjadinya kegemukan karena ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang masuk dengan yang keluar, sehingga sisa kalori yang berada dalam tubuh disimpan di jaringan bawah kulit, bahkan dapat menggerogoti organ-organ dada dan perut. Inilah yang akan memberikan dampak langsung penyebab penyakit-penyakit yang akan timbul di kemudian hari.

Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia, jumlah penduduk yang overweight mencapai 76,7 juta orang (17,5 persen) dan pasien obesitas sekitar 9,8 juta orang (4,7 persen).

Berdasarkan data tersebut, berarti overweight dan obesitas di Indonesia menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius.

Jumlah ini akan semakin bertambah seiring dengan makin meningkatnya status sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ini dikarenakan keinginan untuk mencoba gaya hidup orang barat yang cenderung ke makanan siap saji.

Misalnya si A yang saat masih hidup pas-pasan biasanya makan nasi, sayur, dan tempe, ketika perekonomiannya menjadi lebih baik, dia beralih menjadi lebih menyenangi makanan siap saji seperti ayam goreng McDonalds, Pizza, spagheti, dan makanan instan lainnya.

Perubahan pola konsumsi itu dikarenakan adanya persepsi dari sebagian besar masyarkat kita bahwa gaya hidup barat itulah yang patut jadi contoh, karena lebih keren, lebih bergengsi, dan tidak murahan.


Dampak Obesitas

Dampak dari obesitas secara umum dibagi dua, yakni dampak kini dan dampak selanjutnya. Dampak kini adalah dampak yang secara langsung dirasakan oleh orang yang bersangkutan, misalnya perasaan lebih cepat lelah, suka mengantuk, malas beraktivitas, dan tidak percaya diri dalam pergaulan sosial.

Adapun dampak selanjutnya adalah terjadinya berbagai macam gangguan sistem tubuh, akibat tidak lancarnya sistem peredaran darah dan gangguan fungsi organ-organ, sehingga memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan gangguan sendi.

Dalam mengatasi kasus kegemukan, terlebih dahulu kita harus tahu latar belakang seseorang menjadi gemuk. Bisa jadi karena pola makan yang salah, pola hidup yang tidak sehat, penggunaan kontrasepsi, faktor genetik, atau faktor ketidaktahuan.

Apabila telah diketahui "biang kerok" permasalahannya, maka langkah selanjutnya adalah memberikan motivasi agar timbul kesadaran untuk berubah.

Pertama, perlunya niat dan kesadaran untuk menjalani hidup lebih baik karena sangat penting dalam terapi kegemukan.

Dengan demikian, komitmen yang telah ada sejak awal akan mengantarkan kepada suatu upaya dalam mewujudkan keinginannya tadi. Apabila niat dan kesadaran belum tercitra dalam diri seseorang, maka sangat kecil kemungkinannya untuk bisa hidup sehat dengan bobot badan yang ideal.

Kedua, berolahraga. Dengan olahraga, akan terjadi pembakaran lemak tubuh yang tersimpan di jaringan bawah kulit (subcutaneus tissue). Tentunya ini tidak terjadi secara drastis.

Awalnya untuk menghasilkan energi, tubuh menggunakan gula yang beredar dalam tubuh, dan apabila sudah habis, tubuh kemudian menggunakan cadangan yang tersimpan di bawah kulit. Proses pembakaran lemak ini disebut lipolisis.

Untuk membakar lemak, diperlukan waktu olahraga setiap hari satu jam dengan intensitas yang kontinyu. Olahraga dapat disesuaikan dengan keinginan yang bersangkutan, misalnya jogging, renang, bersepeda, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hanya saja, masih banyak orang yang malas berolahraga, walaupun telah tahu manfaatnya. Untuk memasyarakatkan olahraga, perlu peran pemerintah dan berbagai pihak untuk menggiatkan kembali olahraga dalam masyarakat kita.

Dahulu, setiap hari Jumat semua sekolah, instansi pemerintah dan swasta rutin melakukan olahraga. Belum lagi di tingkat RT/RW yang rutin melakukan perlombaan olahraga secara rutin sehingga menambah gairah masyarakat untuk berolahraga. Namun sekarang, tampaknya olahraga sudah tidak mendapat tempat lagi seiring dengan modernisasi.

Ketiga, memperbaiki pola makan. Mie pangsit, mie goreng, nasi goreng, dan ayam goreng adalah menu yang paling sering dikonsumsi masyarakat kita yang hidup dengan rutinitas kesibukan. Mungkin saja, mereka tahu bahwa sebenarnya ini adalah tidak sehat. Tapi karena waktu yang tak cukup, maka akhirnya mereka pasrah saja dengan keadaan.

Pola makan dengan gizi seimbang adalah tercukupinya semua kebutuhan zat gizi dalam makanan dengan porsi yang pas. Dalam makanan, kita hanya memerlukan 50 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 20 persen lemak, plus vitamin dan serat yang terdapat dalam aneka makanan, sayuran dan buah-buahan.

Dalam terapi kegemukan, pola makan diatur sesuai dengan aktivitas seseorang. Hal ini tentu saja dengan mengurangi kalori yang masuk agar lemak cadangan dapat digunakan dalam pembentukan energi.

Biasanya, orang dengan kegemukan mengatakan bahwa nafsu makannya biasa saja. Tapi ternyata, ngemilnya yang banyak. Padahal ngemil dengan makanan ringan itulah yang menjadi biang kerok kegemukan.

Kebiasaan ngemil ini dapat diatasi dengan mengganti snack dengan buah apel atau pear misalnya. Karena selain sehat, apel/pear lebih lama tinggal dalam lambung, sehingga rasa lapar dapat lebih lambat muncul.

Minum air putih yang cukup juga sangat penting. Minum air putih sebanyak dua liter per hari akan memberi manfaat yang sangat banyak. Tubuh terdiri dari 60 persen air, karena dalam proses metabolisme tubuh, air sangat diperlukan dalam mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan, juga untuk mengantarkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.

Keempat, menggunakan terapi tingkah laku, yaitu dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik (olahraga) pada pasien gemuk. Terapi ini diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan terhadap kepatuhan pasien pada pola makan sehat (terapi diet) dan atau olahraga.

Kelima, menggunakan terapi akupuntur. Akupuntur telah lama dikenal dalam terapi penyembuhan sejak 2000 tahun yang lalu. Manfaatnya pun sudah tidak perlu diragukan lagi.

Beraneka ragam keluhan dan penyakit dapat diatasi dengan terapi akupuntur. Maka tidak salah jika para artis banyak yang memanfaatkan terapi akupuntur untuk memperbaiki stamina, merampingkan tubuh, atau untuk mendapatkan anak misalnya.

Dalam terapi kegemukan, akupuntur akan menghambat pusat lapar tubuh, sehingga kecenderungan untuk makan menjadi menurun. Akupuntur juga dapat membakar lemak di bagian-bagian tubuh yang ingin dilangsingkan.

Akhirnya, terapi kegemukan hanya dapat berhasil jika kelima poin tersebut dikombinasikan dan dijalankan secara teratur. Indikator keberhasilan dapat dilihat apabila badan menjadi terasa lebih ringan, lebih bugar, tidak mudah lelah, pakaian terasa lebih longgar, dan produktivitas kerja yang lebih meningkat. Tentunya untuk mendapatkan hasil tersebut, diperlukan proses yang perlu dijalani dengan sabar dan telaten. (Sumber : www.tribun-timur.com, Kamis, 26-07-2007)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thanks for your information..
Good luck...

terapi langsing,
http://langsing-cantik.blogspot.com/2009/01/terapi-langsing-dengan-melilea.html