09 Oktober 2008

Anak Obesitas, Lucu Tapi Rawan Penyakit



SETIAP orangtua pasti ingin buah hatinya tumbuh dengan sehat. Sayangnya, definisi tubuh yang sehat kadang melenceng menjadi tubuh gemuk, karena dianggap menggemaskan.

Keadaan ini diperparah dengan kurangnya aktivitas fisik si kecil, akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi, main video games dan browsing internet. Lebih parah lagi, bila kegiatan ini disertai ngemil makanan ringan yang kadar lemak tinggi dan minuman soda yang kadar gulanya tinggi.

‘’Jajan sepulang sekolah, sudah menjadi aktivitas sehari-hari dalam budaya perkembangan anak-anak. Karena itu anak-anak membutuhkan olahraga yang cukup,’’ ungkap Dr Fred Daniels, dokter penyakit dalam di Medical Center Stony Island, Chicago.

Pengaruh era komputer, membuat anak-anak kurang melakukan aktivitas fisik. Ini ditunjukkan dari persentase statistik kelebihan berat badan anak-anak yang hampir sama dengan orang dewasa usia 30 tahun.

Di tahun 1997, 40 persen anak-anak Amerika berusia 5 hingga 8 tahun tercatat mengalami obesitas. Padahal di tahun 1990, hanya 10 persen saja anak-anak di usia itu yang mengalami obesitas. Coba bayangkan jumlahnya sekarang....

Menurut para dokter, kelebihan berat badan cenderung meningkat dan bila tidak diatasi akan terus bertambah. Padahal, obesitas pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan hati, diabetes dan tekanan darah tinggi.

Obesitas bisa menjadi endemik, khususnya di kelompok usia anak-anak. Semua ini akibat pemberian makan yang kurang sehat dan malas berolahraga di usia muda, padahal keduanya memiliki peran penting dalam meningkatkan gangguan pada jantung dan urat darah di usia 20 hingga 40 tahun.

Mengatasi obesitas harus menjadi prioritas, termasuk pencegahannya sejak masih kanak-kanak. Sebab anak-anak yang mengalami obesitas, cenderung terbawa hingga dewasa - terutama bila disertai dengan kelainan hormonal.

Pada prinsipnya, obesitas terbagi dua macam yaitu obesitas primer akibat makanan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan energi tubuh, serta obesitas sekunder yang disebabkan penyakit atau kelainan yang bersifat hormonal, kongenital, endokrin, maupun kondisi lainnya. (sumber : www.halohalo.co.id)

Tidak ada komentar: