07 Desember 2008

Sakit Kepala Anak, Si Gemuk Lebih Rentan

SAKIT kepala bukan hanya milik orang dewasa. Anak kecil pun, terlebih jika kelebihan berat badan, bisa terserang penyakit ini.

Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu buah hati Anda merasakan pusing dan pening alias sakit kepala. Terkadang kejadian sehari-hari seperti tugas sekolah yang menumpuk atau ketegangan menghadapi ujian sekolah membuat anak tidak cukup tidur dan makan. Akibatnya, si kecil pun mengeluh sakit kepala.

Contoh sederhana lainnya, saat bermain acapkali anak kurang hati-hati sehingga mengalami benturan di kepala atau terjatuh. Kejadian ini lagi-lagi bisa memicu trauma atau sakit kepala bagi mereka.

‘’Sayangnya terkadang anak-anak tidak melapor ke orangtua bahwa mereka baru terjatuh atau terbentur di kepala. Bahkan, pengasuhnya pun sering kali diam saja,’’ ujar spesialis anak dari RS Pondok Indah Jakarta, dr Adi Tagor SpA.

Dokter yang akrab disapa Adi ini mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya selama ini menangani pasien cilik, penyebab tersering sakit kepala pada anak adalah karena infeksi bakteri, atau virus yang memengaruhi sistem saraf pusat. Adakalanya saat anak mengalami demam tinggi, sel otaknya membengkak untuk menahan cairan sehingga memicu rasa sakit di kepala.

‘’Nah, yang paling dikhawatirkan adalah infeksi virus yang menyerang selaput otak. Pasalnya, hal ini menyebabkan peradangan yang disebut meningitis,’’ sebutnya.

Kejadian seremeh apa pun memang bisa memicu sakit kepala. Pantas saja jika para ahli medis di Amerika Serikat menyebutkan, 90 persen anak usia sekolah pernah mengalami sakit kepala. Terlebih di era serba-teknologi canggih ini, anak-anak kerap duduk berjam-jam di depan layar televisi, monitor komputer, dan Play-Station (PS). Padahal, paparan radiasi layar monitor yang berlebihan juga dapat memicu sakit kepala. Hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian di Jepang.

Kebiasaan anak yang betah berlama-lama di depan monitor secara perlahan juga dapat memicu kegemukan. Pasalnya, selagi bermain PS misalnya, organ yang aktif bergerak umumnya hanya tangan dan otak, sedangkan yang lainnya statis. Belum lagi saat menonton program favoritnya di TV, biasanya dilakukan sambil ngemil. Immobilitas plus ngemil, jadilah tumpukan lemak yang memicu kelebihan berat badan (overweight) hingga obesitas.

Kasus obesitas anak terus menggurita dalam beberapa tahun terakhir, dan para ahli mengingatkan akan serangkaian risiko seperti penyakit kardiovaskuler yang dihadapi anak obesitas manakala beranjak dewasa.

Apakah ada hubungannya dengan sakit kepala? Kaitannya dengan sakit kepala diinformasikan dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Sakit Kepala pada waktu lalu. Penelitian ini menyebutkan, anak-anak atau remaja yang kelebihan berat badan menunjukkan peningkatan risiko terkena sakit kepala kronis.

Penelitian yang dipimpin Dr Andrew D Hershey dari RS Anak Cincinnati, Amerika Serikat itu melibatkan partisipan sebanyak 913 anak dan remaja dengan keluhan sakit kepala. Sekitar 17,5 persen partisipan dinyatakan mengalami overweight atau obesitas, dan 33 persen partisipan juga menunjukkan risiko yang mengarah pada dua kondisi tersebut.

Peneliti lantas mengikuti perkembangan para partisipan tersebut selama enam bulan. Hasilnya, jika indeks massa tubuh (IMT) meningkat, gangguan sakit kepala pun lebih sering terjadi. IMT merupakan suatu sistem pengukuran yang melibatkan tinggi dan berat badan. Angka IMT menjadi salah satu indikator seseorang dikategorikan berbobot normal, overweight, ataukah obesitas.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap orang dewasa juga melaporkan adanya keterkaitan antara IMT dengan sakit kepala kronis. Di mana diketahui, obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang memicu sakit kepala kronis harian. Kendati demikian, kabar baiknya adalah frekuensi sakit kepala akan berkurang seiring penurunan bobot badan.

Untuk itu, Hershey dan timnya menyarankan para dokter yang memiliki pasien anak-anak dengan sakit kepala untuk memperhatikan berat badan. Misalnya melalui terapi perilaku, pengaturan pola makan tepat, dan tentunya berolahraga teratur. (sumber : sindo)

1 komentar:

dexa de angelis mengatakan...

nice artikel, waduh ac bikin gemuk ya pantesan aq gak langsing2....