Temuan itu menduga bahwa kelebihan lemak tubuh dapat mempercepat proses penuaan otak sehingga menimbulkan risiko lebih besar terkena penyakit-penyakit otak yang berkaitan dengan usia tua, misalnya Alzheimer, kata Dr Stefan Gazdzinski dan para koleganya dari San Francisco VA Medical Center.
Para peneliti itu memperhatikan pemindaian otak dengan magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 50 laki-laki maupun perempuan paruh baya yang sehat.
Mereka mengukur jumlah berbagai zat kimia pada otak bercitra putih dan abu-abu. Bagian abu-abu terdiri dari badan-badan sel syaraf, sedangkan bagian putih adalah hasil dari hubungan-hubungan antara sel-sel syaraf.
Semakin tinggi indeks massa tubuh (BMI) berarti semakin rendah konsentrasi N-acetyl-aspartate (NAA) di daerah frontal, temporal dan parietal otak.BMI adalah rasio tinggi badan terhadap berat tubuh, sedangkan NAA adalah zat kimia otak yang berguna untuk beberapa fungsi serta menjadi penanda kesehatan otak secara keseluruhan.
Orang yang tubuhnya lebih berat juga makin sedikit memiliki NAA di bagian frontal abu-abu serta makin sedikit memiliki konsentrasi kolin-pembawa metabolit di bagian frontal putih pada otak. Zat tersebut adalah kunci pembentukan membran sel.
Hubungan terkuat antara BMI dan zat kimia otak terlihat pada bagian putih daerah frontal.
Mereka mengakui bahwa data tersebut belum memastikan apakah abnormalitas otak hanya ada punya hubungan dengan lemak tubuh atau juga terkait masalah kesehatan lainnya seperti gizi dan kekurangan gerak. (sumber : antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar