DALAM kehidupan sehari-hari, sering dijumpai keluhan nyeri bahkan pembengkakan pada satu atau beberapa sendi tubuh, sampai sulit melakukan aktivitas rutin sekali pun. Orang awam menyebutnya penyakit rematik.
Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 jenis penyakit rematik, tetapi hanya beberapa yang sering dijumpai, termasuk osteoartritis. Dan rumor di masyarakat bahwa perempuan gemuk mudah terserang rematik, dalam kenyataan memang ada benarnya.
Osteoartritis merupakan penyakit pada persendian yang paling sering dijumpai. Ditandai dengan rusaknya lapisan pelindung pada ujung-ujung tulang, yang dinamakan kartilago. Kartilago merupakan penutup ujung-ujung tulang yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi dan sebagai pelindung pada saat bergerak.
Osteoartritis merupakan proses degeneratif. Mula-mula terjadi perubahan biokimiawi pada tulang rawan sendi yang akhirnya menyebabkan integritas tulang rawan sendi terganggu.
Dalam hal ini terjadi penipisan tulang rawan sendi, sampai akhirnya tulang rawan sendi habis. Perubahan dari awal sampai akhir berlangsung lambat, dibutuhkan waktu bertahun-tahun sampai terjadinya kelainan sendi.
Banyak penderita tidak menyadari bahwa telah terjadi proses kelainan sendi karena semula gejalanya tidak menonjol. Gejala peradangan sendi tidak mendominasi perjalanan penyakit. Peradangan baru tampak bila terjadi pelepasan serpihan tulang rawan sendi ke dalam rongga sendi.
Apabila kartilago rusak maka ujung-ujung tulang akan terekspos. Jaringan otot dan jaringan di sekitar sendi akan mengalami iritasi dan peradangan. Kondisi ini mengakibatkan nyeri dan kaku sendi.
Osteoartritis dapat disebabkan salah satu atau beberapa hal. Antara lain pemakaian dan robekan pada sendi yang diakibatkan usia tua. Dapat pula akibat kecelakaan pada waktu olahraga. Bahkan ada sebagian penderita yang memang mempunyai riwayat keluarga yang cenderung menderita penyakit ini.
Nyeri dan Kaku Sendi
Gejala dan tanda osteoartritis bervariasi. Bahkan sebagian orang yang dalam foto rontgen telah menunjukkan adanya tanda osteoartritis, ternyata tidak mengeluh sama sekali. Namun sebagian penderita justru mempunyai keluhan yang berat, bahkan hampir tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri, kaku, dan hangat pada persendian yang terkena. Kadang-kadang pada persendian terdengar suara gemeretak sewaktu digerakkan. Persendian tubuh yang sering terkena adalah lutut, panggul, dan tangan.
Gejala cenderung muncul secara bertahap dengan rasa nyeri dan kaku pada sendi yang terkena. Untuk sebagian penderita, nyeri merupakan keluhan yang paling dirasakan, sedangkan yang lain berupa kaku maupun kelainan (deformitas) sendi.
Apabila lutut dan panggul yang terkena osteoartritis, maka sulit untuk berjalan dan terasa sakit sekali. Demikian pula jika tangan yang terkena, maka kegiatan menjahit, mengetik dan membawa barang akan menimbulkan rasa sakit.
Penderita osteoartritis sering mengalami kaku pada sendi terutama pagi hari (morning stiffness) atau setelah lama tidak melakukan aktivitas. Meskipun demikian, kaku sendi dapat diredakan dengan latihan-latihan ringan. Nyeri sendi paling berat terjadi pada malam hari, sedangkan pagi hari masih nyeri tetapi lebih ringan dan membaik pada siang hari.
Penonjolan pada tulang yang tumbuh bersamaan dengan osteoartritis sering mengakibatkan deformitas, terutama pada tangan dan jari. Pembesaran yang berupa penonjolan pada persendian ujung jari disebut nodus Herbeden, sedangkan yang letaknya di tengah disebut nodus Bouchard. Meskipun kondisi ini kelihatannya mengkhawatirkan, tetapi tidak mengganggu pergerakan tangan.
Perempuan Gemuk
Sekitar 8-10 persen orang dewasa di Amerika menderita penyakit ini. Belum banyak penelitian tentang kejadian penyakit rematik khususnya osteoartritis dïlakukan, sehingga tidak diketahui gambaran pasti angka kejadian penyakit ini di Indonesia.
Biasanya diderita oleh orang di atas 45 tahun dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Setelah usia 65 tahun, lebih dari 50 persen populasi menunjukkan berbagai gradasi artritis berdasarkan foto rontgen, meskipun tidak semuanya menunjukkan gejala osteoartritis.
Kemungkinan terjadi osteoartritis pada perempuan tiga kali lebih besar dibandingkan laki-laki. Persendian yang mendapat beban tambahan karena aktivitas fisik, misalnya mengangkat barang yang berat atau olahraga berat, lebih mudah menderita.
Demikian pula kegemukan, yang cenderung membebani sendi, lebih mudah menderita penyakit ini. Karena itu, dalam kenyataannya perempuan yang bertubuh gemuk lebih mudah terkena osteoartritis. Tidak mengherankan jika ada sebagian perempuan yang mengeluh menderita kekakuan dan nyeri sendi, bahkan pembengkakan pada sendi, terutama sendi lutut dan kaki, justru setelah berat badannya bertambah.
Olahraga secara teratur untuk mengurangi berat badan sangat dianjurkan bagi semua orang yang telah berusia di atas 45 tahun, terutama perempuan. Lakukan pula pengaturan makanan sesuai petunjuk ahli gizi.
Olahraga merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya osteoartritis. Karena itu, salah jika membiarkan orang tua yang menderita penyakit ini untuk tinggal di tempat tidur, bahkan melarangnya melakukan aktivitas fisik.
Penderita osteoartritis justru dianjurkan tetap berjalan, duduk santai di luar rumah ataupun melakukan berbagai tugas rumah tangga untuk melatih ototnya. Semua aktivitas ini memang kelihatan sederhana, tetapi sangat bermanfaat untuk melatih tulang-tulang yang telah tua dan mulai aus.
Hal yang perlu diperhatikan, jangan membiarkan penderita berdiri terlalu lama. Sebaiknya duduk-duduk atau berjalan-jalan ringan tanpa mengangkat benda apa pun.
Di samping itu, ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh penderita yang masih muda untuk mencegah timbulnya osteoartritis di masa tua. Beberapa di antaranya adalah : Jangan terus-menerus tinggal di tempat tidur, jika tidak terpaksa sekali.
Apabila menderita sakit yang mengharuskan berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu beberapa hari, maka aktivitas fisik harus segera dilakuan begitu sembuh. Segera berjalan, jika memungkinkan.
Banyak orang yang senang mengganjal tubuhnya dengan bantal sewaktu berbaring di tempat tidur. Namun, usahakan tidak meletakkan bantal di bawah lutut bila sedang berbaring.
Jangan terlampau banyak berdiri. Seandainya pekerjaan mengharuskan untuk berdiri, usahakan diselingi dengan duduk. Dalam setiap aktivitas, usahakan agar persendian dapat bergerak dengan gerakan penuh, jangan ada yang mengikat atau membebani. Jagalah keseimbangan berat badan, agar tetap normal. Bergeraklah selalu bila memungkinkan.
Pengobatan
Mengingat keluhan utama penderita osteoartritis adalah timbulnya rasa nyeri, maka upaya yang mula-mula dilakukan adalah mengurangi rasa nyeri. Ini dapat dimulai dengan dengan cara sederhana, yakni menghangatkan persendian yang sakit.
Ada bermacam-macam cara pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di rumah. Pertama, dengan cara mengompres. Sediakan air hangat dalam mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air dan tekan-tekankan pada persendian yang terganggu tesebut. Ulangi cara ini berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya.
Cara lain, dengan memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan botol hangat ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar matahari pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung yang sakit.
Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas, misalnya terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman.
Cara yang lebih modern untuk menghilangkan rasa sakit akibat osteoartritis adalah penyinaran menggunakan sinar inframerah. Meskipun umumnya dilakukan di tempat-tempat fisioterapi, tetapi kini dapat dilakukan sendiri di rumah menggunakan peralatan yang lebih sederhana.
Seandainya melakukan sendiri di rumah, harus diingat bahwa penyinaran tidak boleh melampaui 15 menit, dengan jarak lampu dan bagian tubuh yang disinari sekitar satu meter. Juga harus diperhatikan, agar kulit di tempat rasa sakit tadi tidak sampai terbakar karenanya.
Meskipun dengan cara menghangatkan ini rasa sakit dapat berkurang, tetapi ini bukan cara pengobatan yang dapat menyembuhkan. Cara penyembuhan yang baik adalah dengan gerak badan.
Untuk itu perlu sekali nasihat seorang ahli fisioterapi untuk mendapatkan petunjuk dalam melakukan latihan tubuh yang diperlukan. Dokter biasanya akan memberi resep obat yang dimulai dari penghilang rasa sakit ringan seperti golongan parasetamol, aspirin atau obat-obat yang termasuk obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) untuk menolong mengurangi rasa sakit sekaligus peradangan dan pembengkakan yang telah terjadi.
Obat ini biasanya mengakibatkan efek sampinq pada saluran pencernaan, berupa rasa panas dan pedih di ulu hati, mual, muntah dan beberapa gejala saluran pencernaan lain seperti diare atau bahkan sembelit. Bila demikian dokter bisanya akan mempertimbangkan memberi obat baru yang termasuk kelas COX-2 inhibitor terbaru (Rofecoxib). Obat ini memiliki efek samping minimal. (sumber : sinar harapan; artikel Prof Dr Myrnawaty, pakar kedokteran keluarga)