07 Desember 2008

AC Bikin Gemuk?

BERDINGIN-DINGIN dalam ruangan ber-AC saat musim panas pasti sangat menyenangkan. Tapi, pernakah kita berpikir jika AC bisa bikin kita gemuk? AC dan penghangat ruangan sengaja dibuat untuk membuat tubuh tetap pada temperatur normal atau berada di 'The Thermoneutral Zone', yaitu temperatur di mana tubuh tak perlu lagi mengatur suhu badan untuk beradaptasi dengan suhu ruangan.

Saat tubuh kita di atas atau di bawah temperatur normal tersebut, tubuh secara otomatis akan meningkatkan jumlah energi yang tersimpan dalam tubuh. Namun dengan bantuan pendingin atau penghangat ruangan, tubuh tak perlu lagi bekerja ekstra. Hal ini membuat energi tubuh yang tersimpan dalam tubuh, seperti lemak, tetap aman di tempatnya dan membuat tubuh cenderung membengkak.

‘’Tanpa disadari hal tersebut menjadi salah satu faktor yang potensial meningkatkan epidemi kegemukan di Amerika,’’ kata David Allison, kepala Clinical Nutrition Research Center dari Universitas Alabama di Birmingham, seperti dilaporkan ABCnews awal Juli lalu.

Sebenarnya kegemukan itu sendiri tak hanya karena pengaruh suhu, namun juga bisa terjadi kebiasaan mengudap makanan cepat saji, kurang olahraga, menjalani pengobatan, gangguan tidur dan bahkan berhenti merokok yang membuat seseorang jadi lebih suka ngemil untuk mengalihkan perhatian, seperti yang dimuat dalam Jurnal International Journal of Obesity.

Ada banyak faktor yang membuat berat badan seseorang naik, misalnya gangguan tidur kronis.

‘’Banyak warga Amerika mengalami masalah tidur dan saat lelah, mereka tidak memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Alhasil, salah satu cara untuk mendapat energi adalah dengan makan secara berlebihan,’’ tambah David Jenkins, pemimpin riset yang meneliti masalah gizi dan metabolisme tubuh dari Kanada.

Menjalani pengobatan medis seperti konsumsi obat anti-diabetic dan antihistamin (obat anti-alergi) juga bisa menaikkan berat badan. Atau tengah menjalani pengobatan hormon, terutama pada obat pencegah kehamilan atau obat yang bersifat hormonal.

Selain itu, faktor keturunan adalah faktor utama yang berperan membuat seseorang menjadi gemuk. Dari penelitian sebelumnya menunjukkan indeks massa tubuh seseorang memiliki peranan yang menentukan seseorang menjadi gemuk sekitar 65 persen.

Namun bagaimana dengan pendingin ruangan, benarkah AC bisa membuat seseorang menjadi gemuk? Darwin Deen, seorang profesor dari Albert Einstein College of Medicine, Bronx, N.Y. membantah anggapan tersebut. Menurutnya, temperatur ruangan sama sekali tak memiliki hubungan dengan kenaikan berat badan.

‘’Sekitar 30 persen obesitas lebih disebabkan faktor keturunan. Namun kenaikan berat badan berdasarkan faktor ini baru tampak setelah kurun waktu 25 tahun,’’ papar Terrill Bravender, dari Duke University Medical Center, yang menyebutkan bahwa iklim yang berbeda-beda tak berpengaruh pada naik turunnya berat badan, dan keberadaan alat pendingin juga tak memberi efek pada kenaikan berat badan.

‘’Gaya hidup juga menjadi penyebab utama seseorang menjadi gemuk. Karena itu menganut gaya hidup aktif adalah cara terbaik mengatur berat badan,’’ jelas Keith-Thomas Ayoob, profesor dari Department of Pediatrics, Albert Einstein College of Medicine. (sumber : tribun batam)

Kenapa Orang China Kurus

BANYAK makan otomatis akan membuat badan tambun. Pernyataan itu tidak berlaku sama sekali bagi orang-orang China. Apa yang membuat mereka terlihat kurus? Apakah semuanya karena keturunan? Ataukah gaya hidup yang aktif?

Dalam buku terbarunya, 'Kenapa orang China tidak menghitung kalori', penulis Inggris Lorraine Clissold mengungkapkan rahasia di balik pertanyaan di atas. Padahal secara umum, cara makan rata-rata orang China tak berbeda dengan orang di dunia. Makan banyak dengan menu yang sedap. Namun di sisi lain, kebanyakan orang Inggris dan Amerika kesulitan untuk mengurangi berat badannya meskipun mengkonsumsi banyak salad.

Clissold cukup menyatakan diet tradisional China didukung dengan latar belakang budaya, menjadi 'obat' mujarab mereka untuk tetap kurus. Meski terkesan provokatif, buku Clissold diyakini akan membuat para pembacanya untuk berpikir kembali mengenai gaya hidup mereka dan kebiasaan makan mereka.

Clissold tidak asal menulis. 10 tahun menetap di Beijing sebagai guru memasak masakan China dan menjadi pembawa acara masak-memasak di stasiun televisi milik pemerintah CCTV, cukup untuk membuatnya tahu benar apa yang akan ditulisnya.

Terkait diet, penulis wanita itu mengemukakan salah satu unsur terpenting dalam masakan China adalah sayuran. Rahasia 'kesuksesan' masakan Negeri Tirai Bambu lainnya adalah masakan yang berair. Sebagai contoh, ide orang China dengan barat dalam membuat sup sama sekali berbeda.

‘’Dengan meminum kuah dari sayuran yang dimasak, orang China dijamin mendapat vitamin yang lengkap,’’ kata Clissold.

Menurutnya, rahasia sup China ada pada kaldunya yang sederhana namun mengandung nutrisi yang lengkap. Clissold juga percaya bahwa China mempunyai budaya makan sebagai aktivitas komunal yang bisa dinikmati. Mereka membuat setiap masakan dihidangkan dalam berbagai peristiwa. (sumber : tempo interaktif)

Air Putih Bikin Kurus

‘’DUH gue gemuk banget nih, udah coba diet tapi gagal. Gimana dong,’’ keluh Dina pada temannya, Nia.

Nia yang bertubuh langsing, senyum-senyum aja terima curhatnya Dina.

‘’Elo kurang minum air putih kali, coba deh rajin minum, bisa bikin kurus lho.’’

Masa sih? Nasihat Nia buat Dina itu bukan sembarang nasihat. Penelitian menunjukkan, makin jarang kamu minum air putih, lemak di tubuh akan semakin menumpuk. Tapi kalau kamu makin sering atau banyak minum, lemak-lemak justru pada kabur.

Kok bisa? Jangan bingung dulu, nih penjelasannya. Timbunan lemak di tubuh ini ada hubungannya sama hati dan ginjal. Ginjal bisa berfungsi baik kalau kamu banyak minum. Kalau kurang minum, tentu kerja ginjal jadi lambat. Demikian menurut situs DWLZ.

Nah biar tetap berfungsi baik, kerjanya si ginjal dibantu sama hati. Padahal hati juga udah punya tugas sendiri, yaitu merubah timbunan lemak menjadi energi yang berguna buat tubuh. Gara-gara bantu kerjanya ginjal itu, tugas hati jadi nggak maksimal. Lemak yang seharusnya diubah jadi energi, malah tetap tertimbun di tubuh.

Seseorang yang overweight pastinya harus minum air putih lebih banyak dari orang yang kurus. Kenapa? Karena kerja hati orang yang overweight lebih berat. Hati mereka harus bekerja ekstra keras untuk mengubah timbunan lemak yang ada di tubuh.

O'ya biasanya kalau kita turun berat badan, kulit juga akan kelihatan lebih keriput. Tapi kalau kamu tetap ikut anjuran banyak-banyak minum air putih, keadaan kulit keriput itu nggak akan terjadi. Yang ada kulit kamu malah kelihatan lebih sehat lho.

Dalam sehari, sebaiknya kamu minum sekurang-kurangnya 8 gelas. Tapi kalau kamu termasuk orang yang kelebihan berat badan alias overweight, air putihnya harus ditambah satu gelas setiap 11 kg kelebihan berat badan kamu.

Contohnya gini: tinggi badan kamu 160, kalau dikurangi 110, berat badan ideal 50 kg. Tapi karena kamu overweight, berat badan kamu adalah 75 kg. Ini artinya kamu kelebihan 25 kg. Kalau mengikuti aturan minum air putih tadi, berarti kamu harus minum paling tidak 10 gelas (8 ditambah 2) air putih dalam sehari.

Orang-orang yang sering berolahraga seperti atlet juga harus minum air putih lebih dari delapan gelas sehari. Soalnya nih mereka lebih sering mengeluarkan keringat dibandingkan mereka yang jarang olahraga. Kalau keringat yang keluar itu nggak cepat diganti, mereka akan mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan.

Berikut ada beberapa cara biar kamu bisa minum paling nggak delapan gelas dalam sehari :

1. Biasakan minum sebelum melakukan suatu kegiatan penting dalam satu hari kegiatanmu. Misalnya setiap bangun tidur, sebelum keluar dari rumah atau ketika kamu baru pulang sekolah atau kerja.

2. Jika kamu kerja kantoran, selalu sediakan air minum di atas meja kamu. Kalau bisa ditaruhnya juga di tempat yang mudah dijangkau ya. Pokoknya dekat-dekat kamu deh. Biar tambah semangat minum, kamu bisa ganti gelas kantor dengan gelas kamu sendiri yang bergambar-gambar lucu. Gelasnya harus besar ya biar kamu banyak minumnya.


3. Kalau makan junk food, selalu minta air putih untuk minum, jangan soft drink. Kalau banyak minum air putih kan biasanya bikin cepat kenyang tuh, alhasil kamu makan junk food nya juga nggak kebanyakan.

4. Setiap habis buang air kecil, usahakan untuk minum segelas air. Jadi cairan yang terbuang tadi, tetap terisi lagi.

5. Mau minum soda, boleh aja. Tapi, minimal kamu harus minum dua sampai empat gelas air putih dulu. Biasanya setelah minum air putih, keinginan kamu untuk minum soda akan berkurang. Gampang kan?! (sumber : detikhot)

Kurus Dengan Cepat dan Sehat

DI zaman modern ini banyak sekali orang yang begitu mengkhawatirkan masalah berat badan mereka. Mengurangi berat badan dan berupaya nampak lebih muda sepertinya sudah jadi bagian kehidupan banyak orang saat ini. Banyak sekali produk diet yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa kini. Karena begitu banyaknya pilihan malah bikin bingung, produk mana yang paling baik dan cocok.

Sebenarnya, ada cara lain untuk melakukan diet dan mengurangi berat badan dengan mudah tanpa bantuan pil diet. Dengan cara ini, Anda dapat mengurangi berat badan dengan cara sehat sekaligus cepat. Simak tips berikut:

Kontrol Porsi

Tetapkan porsi Anda, lebih baik buat Anda untuk makan sesuai dengan porsi Anda dari pada menyantap makanan secara berlebihan. Saat Anda makan dengan porsi lebih sedikit, Anda dapat makan secara teratur sepanjang hari. Contohnya, untuk membuat metabolisme lebih tinggi, Anda dapat menyantap 5 ukuran kecil makanan dalam sehari dengan jarak waktu 2-3 jam. Cara ini dapat membantu metabolisme Anda dan juga membuat tetap kenyang sepanjang hari.

Hindari Makanan Manis

Gula adalah musuh besar saat diet dimulai. Untuk beberapa alasan saat Anda mulai menyantap makanan sehat dan menjalani diet, biasanya kerap ingin menyantap makanan manis. Cara terbaik untuk menghindari masalah ini adalah makan buah favorit Anda atau agar-agar, saat keinginan itu muncul.

Air

Untuk mengurangi kelebihan air di tubuh, Anda malah harus minum banyak air untuk melepaskan air yang disimpan oleh tubuh. Tubuh kita menahan air untuk memastikan agar tidak mengalami dehidrasi. Saat Anda minum lebih banyak air sepanjang hari dan setiap harinya, justru akan membantu melepas air berlebih di tubuh.

Aktif

Usahakan untuk tetap aktif dengan kegiatan menyenangkan, aktivitas yang membuat rileks untuk hari bebas kerja Anda. Bersenang-senanglah dengan anak Anda, lakukan yoga, jalan-jalan atau lakukan permainan yang bersifat olahraga.

Menjalani diet memang tak mudah, tapi kunci untuk kesuksesan menurunkan berat badan adalah komitmen. Keteguhan di fikiran kitalah yang akan mendorong untuk melakukan usaha yang lebih keras. (sumber : kapanlagi.com)

Ibu Gemuk, Bayi Belum Tentu Besar

BESAR kecilnya janin dalam kandungan ternyata berkaitan sangat erat pada pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Bila calon ibu cenderung sulit makan atau sering muntah, sehingga terjadi penurunan berat badan, maka kemungkinan janin yang dikandungnya juga akan memiliki berat badan yang rendah. Jadi, mulai sekarang tepis anggapan bahwa saat hamil ibu gemuk, maka bayinya pasti besar.

Normalnya, berat badan ibu selama kehamilan akan naik terus. Namun, jika bayi dalam kandungan tidak mengalami kenaikan berat badan atau naik tapi tidak terlalu signifikan, tentu ada sesuatu yang mengganggu perkembangannya.

Untuk mengetahui perkembangan berat badan bayi dalam kandungan, dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG secara periodik atau berkala. Dengan pemeriksaan ini dapat dipantau di minggu berapa perkembangan bayi mulai tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Berat ideal janin;

1. Usia kehamilan 20 minggu, berat janin kira-kira 0,5 kg

2. Usia kehamilan 36 minggu, janin harus mencapai 2,5 kg

3. Mendekati kelahiran, beratnya harus mencapai 3-3,5 kg.

Penyebab tidak naiknya berat badan janin;

1. Ibu hamil yang berat badannya naik terus di saat hamil, dapat diasumsikan bahwa penyerapan makanan pada ibu tidak terganggu. Namun jika ternyata berat badan bayi yang dikandungnya kurang dari yang seharusnya, kemungkinannya adalah terjadi hambatan pada suplai makanan dan oksigen dari ibu ke janin.

2. Pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi oleh calon ibu. Misalnya, si ibu menderita penyakit hipertensi, kelainan ginjal kronik, perokok, penderita diabetes melintus berat, peminum alkohol, gizi buruk dan pemakaian obat-obatan terlarang.

3. Faktor rahim dan plasenta. Plasenta yang sel-selnya mengalami kerusakan menyebabkan tali pusat tidak masuk ke dalam plasenta secara normal. Sehingga kebutuhan makanan dan gizi bayi tidak dapat tersuplai dengan baik.

Untuk mengetahui apakah plasenta berfungsi dengan baik maka dapat dilakukan pemeriksaan USG-Ultrasonografi. Dengan USG dapat dinilai peningkatan arus darah yang melalui plasenta.

Dapat juga dengan pemeriksaan kardiotokographi (CTG) dimana dapat dilihat respon bayi melalui gambaran denyut jantungnya sehingga kita dapat menilai apakah bayi dalam kondisi kekurangan oksigen atau tidak

4. Faktor janin, misalnya janin kembar, kelainan kromosom, cacat bawaan dan infeksi dalam kandungan.

Agar bayi terlahir dengan berat badan normal;

1. Periksakan kehamilan secara rutin ke tenaga medis. Konsultasikan tentang faktor-faktor penyakit yang mengganggu kehamilan, termasuk berat badan yang kurang. Ikuti saran dan nasehatnya.

2. Makan makanan bergizi yang memenuhi syarat makanan dengan gizi seimbang.

3. Hentikan kebiasaan-kebiasan buruk yang dapat menganggu kesehatan janin. Seperti, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan yang tidak perlu.

4. Istirahat yang cukup.

5. Usahakan untuk tidak menjadi perokok pasif, jadi lebih baik mengalah dan menghindar

6. Bila memungkinkan lakukan pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin.

7. Jika ada keluhan segeralah berkonsultasi pada tenaga medis, dokter atau bidan tempat Anda melakukan pemeriksaan kehamilan. (sumber : radar banjarmasin)

Hati-hati, MSG Bikin Gemuk!

SATU lagi alasan Anda untuk mengurangi konsumsi MSG atau vetsin. Menurut penelitian, makanan yang mengandung MSG bisa membuat Anda gemuk!

Sebuah penelitian dilakukan di China sejak tahun 1969. Adalah Dr Ka He dan tim dari Universitas California, Amerika Serikat yang mengadakan penelitian tersebut.

Sebanyak 752 warga China, laki-laki dan perempuan yang tinggal di berbagai wilayah di China yang menjadi obyek penelitiannya. Mereka adalah warga yang biasa menyiapkan (memasak .red) makanannya sendiri. Hal ini memudahkan peneliti untuk menghitung kadar MSG yang mereka gunakan dalam setiap masakannya.

Sebanyak 82.4 persen obyek penelitian mengkonsumsi rata-rata 0.33 gram perharinya. Hasil penelitian menunjukan Body Mass Index (BMI) warga yang menggunakan MSG alias monosodium glutamat adalah 23.5, sedangkan yang tidak mengkonsumsi MSG 22.3.

Untuk ukuran orang Asia, tingkat BMI 23 ke atas sudah termasuk obesitas. Untuk itu dianjurkan untuk mengurangi pemakaian MSG pada makanan. Lebih baik gunakan penyedap yang alami. Hidup sehat, badan pun tetap indah. (sumber : www.warnaku.com)

Gemuk Bikin Kehamilan Berisiko

SEBUAH penelitian di Inggris menemukan wanita yang kelebihan berat badan pada trimester pertama kehamilan maupun yang berat badannya melonjak naik, punya potensi lebih besar akan hamil lebih lama serta mengalami komplikasi.

Dr Fiona C. Denison dari Universitas Edinburgh, Inggris, dan para koleganya, menganalisis data dari Swedish Medical Birth Register pada perempuan yang melahirkan antara tahun 1998 dan 2002.

Dari 143.519 kehamilan, 6,8% melahirkan dengan ‘tanggal mundur’ lebih dari 42 pekan. Padahal, kehamilan normal berlangsung selama 40 pekan.

Dari data tersebut terungkap bahwa kehamilan yang melewati masa normal, lebih banyak dialami ibu hamil yang pada trimester pertama memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi, atau mereka yang berat badannya melonjak tinggi saat hamil.

Kelebihan berat badan atau obesitas saat trimester pertama dihubungkan dengan kemungkinan yang makin kecil untuk melahirkan secara spontan pada masa normal.

Selain itu, obesitas dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelahiran mati, diabetes yang terkait kehamilan, dan operasi caesar.

Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama, atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil?

Jawabannya adalah gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari kemungkinan komplikasi. (sumber : www.kapanlagi.com)

Awas, Kegemukan Bisa 'Menular'

SEBUAH hasil penelitian yang dilakukan oleh Jurnal Kesehatan 'New England' baru-baru ini menunjukkan bahwa ternyata obesitas adalah fenomena sosial yang 'menular', sehingga kawan sepermainan turut berpengaruh terhadap kondisi ini.

Bila seseorang berteman dengan penderita obesitas, maka ia berpeluang hingga 57% untuk 'tertular' kegemukan, demikian intisari laporan penelitian yang disusun oleh tim pimpinan James Fowler dari Universitas Harvard dan Nicholas Christakis dari Universitas California, San Diego.

Penelitian ini melibatkan sekitar 12.067 orang yang terhubung sebagai relasi pertemanan dan keluarga antara tahun 1971-2003, sehingga penelitian ini memantau berat badan responden selama kurun waktu 32 tahun terakhir.

Para peneliti berkesimpulan, kenaikan berat badan seseorang ternyata dipengaruhi oleh kenaikan berat badan orang lain. Mereka juga mendapati bahwa bagian otak yang terkait dengan nafsu makan akan terstimulus bila melihat pola makan orang lain.

‘’Bahkan penyebab menular dari obesitas ini bisa diperkirakan sebelumnya,’’ tulis para peneliti.

Lebih lanjut penelitian itu menyimpulkan bahwa teman-teman sesama seks dan saudara kandung punya pengaruh lebih kuat dalam hal peningkatan berat badan seseorang, lebih berpengaruh daripada teman lawan jenis.

Dan jika suami/istri menderita obesitas, peluang pasangan untuk mengalami hal yang serupa dapat naik hingga 37%. Namun jangan khawatir, penelitian ini juga membawa berita baik, yaitu kekuatan yang sama dapat mencegah seseorang menjadi obes atau kelebihan berat badan.

Teman dan saudara kandung bisa memperlambat laju obesitas dengan menyemangati pola makan sehat dan olahraga. Ini bisa terjadi karena persepsi manusia terhadap risiko kesehatan sangat tergantung kepada orang-orang di sekitar mereka.

Saat ini, menurut data penelitian kesehatan Amerika Serikat, lebih dari sepertiga orang Amerika menderita kelebihan berat badan, dan 60 juta orang dewasa di negeri itu masuk dalam kategori sangat gemuk. (sumber : kapanlagi.com)

Orang Gemuk Kemungkinan Lebih Cepat Menua

ORANG setengah baya yang kelebihan berat badan atau gemuk, makin sedikit memiliki kadar zat-zat kimia penanda fungsi dan kesehatan otak, ungkap suatu penelitian baru berteknologi tinggi dengan pemindai otak sebagaimana dilaporkan Reuters Health.

Temuan itu menduga bahwa kelebihan lemak tubuh dapat mempercepat proses penuaan otak sehingga menimbulkan risiko lebih besar terkena penyakit-penyakit otak yang berkaitan dengan usia tua, misalnya Alzheimer, kata Dr Stefan Gazdzinski dan para koleganya dari San Francisco VA Medical Center.

Para peneliti itu memperhatikan pemindaian otak dengan magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 50 laki-laki maupun perempuan paruh baya yang sehat.
Mereka mengukur jumlah berbagai zat kimia pada otak bercitra putih dan abu-abu. Bagian abu-abu terdiri dari badan-badan sel syaraf, sedangkan bagian putih adalah hasil dari hubungan-hubungan antara sel-sel syaraf. Lima dari partisipan penelitian itu tergolong gemuk, 15 lainnya punya berat badan berlebih dan 30 punya berat badan normal.

Semakin tinggi indeks massa tubuh (BMI) berarti semakin rendah konsentrasi N-acetyl-aspartate (NAA) di daerah frontal, temporal dan parietal otak.BMI adalah rasio tinggi badan terhadap berat tubuh, sedangkan NAA adalah zat kimia otak yang berguna untuk beberapa fungsi serta menjadi penanda kesehatan otak secara keseluruhan.


Orang yang tubuhnya lebih berat juga makin sedikit memiliki NAA di bagian frontal abu-abu serta makin sedikit memiliki konsentrasi kolin-pembawa metabolit di bagian frontal putih pada otak. Zat tersebut adalah kunci pembentukan membran sel.


Hubungan terkuat antara BMI dan zat kimia otak terlihat pada bagian putih daerah frontal. Para peneliti menyakini bagian itu secara khusus rawan mengalami kerusakan akibat usia tua.Terdapat kemungkinan bahwa badan yang terlalu berat mempercepat penuaan otak, atau kelebihan berat badan dan kegemukan saat kanak-kanak mempengaruhi perkembangan otak, kata para peneliti tersebut.

Mereka mengakui bahwa data tersebut belum memastikan apakah abnormalitas otak hanya ada punya hubungan dengan lemak tubuh atau juga terkait masalah kesehatan lainnya seperti gizi dan kekurangan gerak. (sumber : antara)

Perempuan Bahagia Berpotensi Gemuk

PEREMPUAN yang bahagia atau suka bersenang-senang berpotensi menjadi gemuk (obesitas).

Pakar makanan dan gizi mengatakan, hasil riset menemukan turun-naik berat badan seorang perempuan bergantung pada sejauh mana kegembiraan dan kebahagiaan yang bisa ia nikmati.

‘’Pada tahap awal hubungan, perempuan biasanya melakukan diet ketat demi menjaga penampilan. Pada masa-masa seperti ini berat badan turun secara pukul rata 2,2 kilogram per bulan,’’ kata pakar itu.

Namun keadaan akan berubah jika perempuan mulai merasa nyaman dengan pasangannya.

‘’Rencana perkawinan yang menjadikan wanita gembira akan menyebabkan berat badan bertambah, sebelum nantinya berat badan akan turun lagi setelah bayi dilahirkan,’’ ujar seorang dari para peneliti tersebut.

Sebuah perusahaan pengurusan berat badan yang ikut membuat penelitian pada 3.000 perempuan mengatakan, 'Kaum Hawa' menghadapi lima tahap turun-naik berat badan dalam hidup mereka, dan hal itu berbeda antara satu sama lain.

‘’Emosi perempuan memiliki kesan yang amat besar terhadap kesehatan dan berat badan,’’ ucap Jane McCadden dari firma itu seperti yang dikutip sebuah harian lokal.

Ia mengatakan, selama hidup seorang perempuan akan mengalami berat badan yang turun-naik mengikut fase baru dalam kehidupan, percintaan, dan status keluarga.

‘’Penelitian kami juga berhasil mengungkapkan betapa sukarnya untuk perempuan mengendalikan berat badan sepanjang hayat mereka. Walaupun ada waktunya mereka berhasil menurunkannya, namun kebiasaan makan yang buruk akan berulang dan mereka kembali berhadapan dengan masalah tersebut,’’ tuturnya.

Ia juga menyebutkan, studi ini menunjukkan separuh dari responden setuju bahwa berat badan mereka bergantung kepada sejauh mana kegembiraan yang dialami. (sumber : www.inilah.com)

Gemuk

Hi,

Waktu teman-teman dari Indonesia mengunjungi Amerika, mereka selalu berkomentar tentang kegemukan orang Amerika. Akhir-akhir ini, saya juga terkesan dengan hal yang sama. Orang tua, orang setengah baya, anak remaja, anak kecil, mereka gemuk semua. Lagipula di antara mahasiswa di George Washington University ada banyak yang gemuk.

Di film Hollywood atau program televisi tak pernah diperlihatkan orang Amerika yang seperti itu. Di Friends, misalnya, semuanya langsing sekali. Kelangsingan itu sangat dihargai oleh bintang film dan aktor televisi; kadang-kadang ada kecurigaan bahwa bintang-bintang tertentu menjadi anoreksia. Tetapi kebanyakan orang Amerika sangat gemuk.

Beberapa hari yang lalu, saya harus ke Department of Motor Vehicles (DMV) untuk mendaftar dan mendapatkan hak milik baru untuk mobil yang dulu milik ibu saya. Hampir semua karyawan di kantor itu gemuk.

Kebanyakan orang yang ingin mendapatkan SIM, gemuk juga. Saya melihat satu ibu muda dengan badan yang lebih luas daripada tiga orang Indonesia. Susah bagi ibu itu untuk berjalan kaki. Dia menggendong seorang gadis kecil yang cantik dan manis. Kasihan anak kecil itu, memiliki ibu yang gemuk dan pasti kurang sehat.

Di Indonesia, saya memperhatikan di antara kaum ibu ada yang ingin anak-anak mereka gemuk.

‘’Tidak ada yang lebih lucu daripada anak yang gemuk,’’ kata satu teman.

Saya tidak pernah menyangkal pernyataan ini, tetapi saya tidak setuju. Kalau seorang anak gemuk, pasti dia akan menjadi seorang dewasa yang gemuk juga. Dan kegemukan ini sangat kurang sehat. Ada banyak penyakit yang terkait dengan badan berat yang besar. Diabetes, misalnya, atau penyakit jantung. Pasti stroke, arthritis, dan gagal ginjal. Kalau seorang itu merokok, lebih berbahaya lagi.

Teman saya, Jerry, bergurau, kalau dia punya duit, dia akan menginvestasikan uang itu dalam fasilitas free-standing kidney dialysis, karena pasti di masa depan semua orang gemuk akan perlu pengobatan medis.Tetapi ini bukan lelucon. Di beberapa tempat di Amerika, angka kemungkinan hidup menurun. Ada kecurigaan ini terkait dengan obesitas atau badan besar.

Mengapa orang Amerika begitu gemuk? Ada banyak alasan, termasuk kemiskinan. Ada semacam paradoks di Amerika: di negeri maju, orang yang kaya langsing, orang yang miskin gemuk. Mengapa? Banyak makanan yang murah mengandung lemak dan gula.

Beberapa hari yang lalu, waktu saya pulang dari rumah teman saya, Beth, yang terletak satu setengah jam dari rumah saya, saya berhenti untuk makan siang di McDonalds. Saya membeli sebuah value meal yang terdiri dari satu burger keju, kentang goreng, dan minuman soda. Semua porsinya besar, tetapi harganya murah, kira-kira 5 dolar AS. Bayangkan ukuran seorang yang makan McDonalds setiap hari.

Sering orang-orang miskin tidak tahu tentang makanan yang sehat. Sayur-sayuran, buah, dan daging tanpa lemak lebih mahal daripada makanan murah seperti yang bisa didapatkan di McDonalds. Ada orang Amerika yang juga tidak tahu bagaimana makanan yang sehat harus disediakan.

Saya kira makanan Indonesia tradisional jauh lebih sehat daripada banyak makanan Amerika, tetapi mungkin hal ini akan berubah. Ada anak-anak muda di Indonesia yang lebih suka makanan Barat seperti pizza, Kentucky Fried Chicken, dan McDonalds daripada makanan lokal. Porsi dari restoran itu lebih besar juga. Minuman manis seperti frappuccino dari Starbucks terdiri dari gula, lemak, dan kalori tinggi juga.

Untuk mengurangi berat badan, seorang harus memilih makanan yang sehat dan berolahraga. Saya sendiri tidak suka berdiet, tetapi saya suka berolahraga. Saya mencoba lari pagi atau berenang 30 menit, empat kali seminggu.

Ada pakar Amerika yang berpikir bahwa obesitas menjadi ancaman nomor satu untuk kesehatan umum. Setelah menyaksikan situasi ini di Department of Motor Vehicles, Washington DC, selama sehari, saya cenderung untuk setuju. Salam hangat dan sampai minggu depan. (sumber : www.surya.co.id, rubric : E-mail dari Amerika)

Perempuan Gemuk Berpotensi Terkena Kanker

ANDA yang mempunyai berat badan berlebih, sepertinya harus lebih memperketat program diet. Pasalnya, sebuah penelitian di Amerika yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal kebidanan dan kandungan, menyebutkan bahwa obesitas berpotensi meningkatkan risiko terkena berbagai macam kanker. Dan bahkan berisiko kematian bagi pasien pengidap kanker. Namun sangat disayangkan, tidak banyak perempuan yang mengetahui dan memahami hal ini.

‘’Banyak perempuan yang kurang mengetahui informasi perihal kelebihan berat badan dan risikonya.Terkait kanker, hal yang mengkhawatirkan adalah keganasan kandungan dan kanker endometrium atau kanker selaput rahim,’’ ujar Dr Pamela T Soliman, salah seorang peneliti dari Anderson Cancer Center di Houston.

‘’Sudah seharusnya kita mengedukasi pasien dengan lebih baik lagi,’’ tambahnya.

Menurut para peneliti, perempuan yang kelebihan berat badan (overweight) lebih berisiko empat kali lebih besar terkena kanker di saluran rahim. Sedangkan perempuan obesitas selain berisiko enam kali lipat, mereka juga berpotensi tinggi terkena kanker payudara dan kanker usus.

Penelitian yang dilakukan Dr Pamela beserta rekannya ini melibatkan perempuan-perempuan berpendidikan, lulusan universitas dan program spesialis.

Sekitar 1.545 partisipan yang terpilih, 28 persen di antaranya memiliki berat badan ideal, 24 persen kelebihan berat badan (overweight), dan 45 persen obesitas.

Dari hasl penelitian diketahui bahwa hanya 42 persen partisipan yang tahu bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, dan 53 persen yang paham bahwa kanker usus dapat terkait obesitas. Sementara partisipan yang sadar bahwa berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko kanker payudara hanya sekitar 54 persen.

Menanggapi hal ini, Dr Pamela mengaku prihatin, karena sekitar 91 persen dari mereka merupakan peserta asuransi yang sering melakukan chek up ke dokter.

‘’Bahkan, pasien yang secara rutin kontrol ke dokter pun tidak sadar bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko bagi mereka untuk terkena beragam kanker,’’ ucapnya lirih. (sumber : www.conectique.com)

Gemuk Tak Lagi Sehat

PUNYA anak yang gemuk sering dianggap sebagai anugerah bagi sebagian besar ibu. Itu dulu. Seiring kian banyaknya kasus penyakit jantung pada balita, bahkan batita, kegemukan kini malah harus dihindari.


Para ibu biasanya girang melihat anak yang badannya gembul, dagu berlipat, dan pipi montok. Anak-anak dengan profil seperti itu memang lucu dan menggemaskan.

‘’“Ih lucunya!’’ begitu komentar para ibu jika bertemu dengan anak yang gemuk. Itu pun seringkali diikuti dengan tindakan mencubit pipi si anak. Gemas.

Ya, sejak dulu gemuk diidentikkan dengan gizi yang cukup dan hidup yang makmur. Mungkin inilah yang menyebabkan para ibu pun berlomba-lomba menggemukkan badan anaknya. Ibu yang anaknya gemuk akan bangga, sedangkan ibu yang anaknya kurus akan risau meskipun anaknya terlihat sehat dan aktif.

‘’Padahal gemuk itu tidak identik dengan daya tahan,’’ kata dr Kurniadi Pramasurya SpA, dokter spesialis anak dari RS Santa Maria Pekanbaru.

Kapan kita harus mulai mewaspadai kegemukan pada anak? Dr Kurniadi mengungkapkan, sebaiknya pencegahan mulai dilakukan pada anak di atas 2 tahun.

‘’Kalau di atas dua tahun anak masih gemuk dan terus dibiarkan bertambah gemuk, kemungkinan besar anak pun akan menjadi gemuk di usia dewasa. Dan ini menjadikan si anak berisiko tinggi terhadap penyakit-penyakit tertentu,’’ kata dokter spesialis lulusan University of Santo Tomas Hospital, Manila Filipina ini.

Fenomena Baru

Kegemukan pada anak memang sudah menjadi fenomena baru belakangan ini. Bukan cuma masalah gemuknya, namun penyakit-penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes, gangguan fungsi hati, sampai sleep apnea (nafas tiba-tiba berhenti) kini sudah mulai marak ditemui pada anak-anak.

Ada anggapan yang meyakini, kalau orang tua gemuk, anaknya pun akan gemuk. Juga sebaliknya. Benarkah begitu?

‘’Yang betul, kalau orang tua gemuk, artinya orang tuanya hobi makan. Dan anaknya pun diajak makan terus. Makanya anaknya jadi gemuk juga,’’ katanya sambil tertawa.

Kurniadi menganjurkan para orang tua untuk tidak terobsesi punya anak gemuk. Anak yang berat badannya proporsional, sehat dan aktif, justru jauh lebih baik daripada anak yang gemuk tapi mudah lelah dan malas bergerak.

‘’Yang harus diingat, pemberian makannya jangan berlebihan. Terutama susu,’’ katanya.

Pemberian susu yang berlebihan, tambah Kurniadi, sering menjadi biang keladi kegemukan pada anak. Karena orang tua sering latah memberikan susu sampai berliter-liter sehari, padahal si anak bukan bayi lagi.

‘’Kalau sudah satu tahun ke atas, susu itu hanya pelengkap,’’ katanya.

Kurniadi sendiri mengaku sering mendapati banyak ibu yang tenang-tenang saja meskipun anaknya tidak mau makan, asalkan tetap minum susu.

‘’Tidak boleh begitu. Kasihan anaknya,’’ katanya prihatin.

Faktor lainnya adalah kurangnya aktifitas anak. Zaman sekarang, anak-anak banyak yang malas bergerak. Mereka lebih suka duduk menonton televisi atau main playstation sambil ngemil daripada main bola di lapangan.

‘’Gaya hidup seperti ini yang membuat banyak anak-anak menjadi gemuk. Dan semakin gemuk si anak akan semakin malas bergerak. Sehingga dia akan terus gemuk. Ini seperti lingkaran setan,’’ katanya.

Jika hal ini dibiarkan, kata Kurniadi, bermacam masalah dan penyakit menunggu si anak di kemudian hari. Karena itulah, orang tua terutama para ibu, harus pintar-pintar dan realistis dalam mengasuh anak. Jangan cuma karena ingin dipuji karena punya anak gemuk, kesehatan sang buah hati dikorbankan. Rugi kan? (sumber : riau pos)

Jangan Gemuk, Dong, Yang …..

MESKI bukan yang utama, namun penampilan fisik memegang peran penting untuk menarik perhatian lawan jenis. Mungkin Anda masih ingat betapa tampannya si dia dengan tubuh tinggi, ramping dan dada tegap. Namun, setelah menikah, lambat laun berat badannya meningkat dan lemak mulai tertimbun di perutnya yang buncit.

Banyak yang berpendapat, perut buncit adalah hal yang wajar bagi pria. Tapi, tahukah Anda bahwa lingkar perut yang makin lebar bisa jadi tanda gangguan metabolisme yang bisa mengundang penyakit pembuluh darah dan jantung, diabetes, dan hipertensi. Bahkan, kegemukan pada pria juga bisa berdampak pada juniornya. Karena itu, sebelum terlambat, ajak pasangan untuk mulai menjaga kesehatannya. Bagaimana cara yang tepat untuk mengajaknya menurunkan berat badan?

‘’Pertama, jangan mengkritiknya, namun pujilah setiap usaha olahraga yang dilakukannya,’’ kata Amy Gorin, psikolog yang memiliki spesialisasi di bidang penurunan berat badan, dari Universitas Connecticut, ini.

* Jangan mengomel. Berhentilah mengomel dan mengomentari penampilannya yang makin ‘lebar’ karena kecerewetan Anda hanya akan menimbulkan konflik.

‘’Sikap itu akan membuat pasangan merasa jelek dan ia bisa depresi. Padahal depresi kerap memicu orang untuk makan berlebih,’’ kata Maye Musk, ahli nutrisi dari New York.

* Tunjukkan perhatian. Kemukakan alasan yang masuk akal mengapa si dia perlu mengontrol berat badannya.

‘’Suami saya bilang ia peduli pada kesehatan saya dan berharap saya ada bersamanya sampai tua,’’ kata Jennifer Blair.

Untuk itu setiap hari ia giat berolahraga dan menjaga pola makannya. Berat badannya pun berkurang 33 kilogram dalam beberapa bulan.

* Beri solusi. Alih-alih memberi komentar negatif setiap ia menyantap makanan manis, lebih baik bantu pasangan dengan menyediakan camilan sehat. Bila pasangan suka ngemil, sediakan panganan yang rendah kalori dan garam.

* Jadi panutan. Jangan cuma menyuruhnya, yang terpenting adalah jaga berat badan Anda sendiri. Bila Anda sudah sehat dan rutin berolahraga, akan lebih mudah untuk pasangan Anda melakukannya.

* Jangan jadi ‘polisi’. Tak ada orang yang suka diperintah, disuruh makan ini dan jangan makan itu. Siapa pun tak suka dikontrol, maka bila Anda melakukannya pada pasangan, bisa jadi ia akan memberontak.

* Kompak. Lakukan berbagai kegiatan untuk menunjukkan Anda setia bersamanya dalam menjalankan hidup sehat. Temani si dia berolahraga atau bersama-sama belanja bahan makanan rendah kalori agar Anda bisa membuatkan makanan sehat untuknya. (sumber : kompas)

Kapolri Sindir Polisi Gemuk

IDEALNYA, aparat kepolisian berpostur besar dan tegap. Sebaliknya, jika tubuh polisi kelewat gemuk, tidak sedap dipandang. Sindiran halus itu dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Dahuri kepada seorang anak buahnya saat memberikan pengarahan dalam acara Pemberdayaan Potensi Masyarakat Melalui Polmas Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Intelijen di Wisma Kinasih, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/11/2008).

‘’Seperti anak buah saya waktu di Jayapura dulu, siapa namanya? Dulu, dia badannya bagus, tegap,’’ kata Kapolri sambil melirik ke arah polisi berbadan subur yang duduk di bangku deretan kanan.

Polisi berpangkat kompol itu tampak merapikan posisi duduknya.

‘’Siap Ndan (komandan), Juri Ndan. Siap salah, Ndan,’’ sahut polisi itu.

Melihat reaksi anak buahnya, Kapolri pun tersenyum.

‘’Siap salah,’’ cetus Kapolri.

Kapolri berpesan agar polisi harus melayani masyarakat sehingga kepolisian dan masyarakat berjalan harmonis. Timbulnya kepercayaan masyarakat merupakan kunci keberhasilan Polri. (sumber : detikcom)

Awas Gemuk......Untuk yang Suka Lembur!

SIAPA pun maklum, ada suatu kegiatan yang agaknya tak bisa dilepaskan dari acara lembur, yaitu ngemil. Mulai dari mengunyah snack praktis (biskuit, cokelat, atau keripik), gorengan, hingga menyeruput kopi merupakan agenda wajib si tukang lembur.

Makanan dan minuman pengiring kerja itu dipercaya manjur sebagai pendongkrak semangat, energi, dan konsentrasi kerja. Padahal, menurut dr Carmelita Ridwan, dokter gizi dari Klinik Primavita, Jakarta, makanan dan minuman seperti itu tergolong kaya gula, lemak, dan kafein, yang membuat bobot gampang membengkak.

Rentan Kena Penyakit

Tubuh yang letih biasanya akan memancing asupan makanan bergula dan mengandung karbohidrat. Pasalnya, tubuh mencari sumber energi instan. Makanya, snack seperti biskuit, permen, dan cokelat terlihat begitu menggoda. Padahal, camilan semacam itu umumnya mengandung kadar gula dan garam yang tinggi dan serat yang rendah.


Nah, bagi Anda yang rajin lembur atau sering kena giliran kerja malam, simak enam strategi berikut ini :

1. Makan Malam Teratur

Mengatasnamakan kesibukan kerja, banyak pekerja yang baru makan malam di atas pukul 19.00, terutama kaum wanita. Misalnya saja, kita hampir terbiasa setiap malam baru makan di atas pukul 21.00.

Dokter Carmelita menegaskan, gaya makan yang dianut di atas sangat tidak sehat. Selain makanan yang dipilih kaya lemak, rendah serat, dan berkolesterol tinggi, dikonsumsinya pun mendekati jam tidur. Padahal, setelah pukul 7 malam, performa pencernaan mulai menurun seiring dengan jam biologis tubuh yang memasuki masa istirahat.


Bila tak sempat menyiapkan bekal, Anda bisa membeli sepotong ayam atau ikan panggang di kantin atau restoran dekat kantor, sebagai lauk. Santap dengan setangkup nasi hangat porsi kecil. Hindari makanan bersantan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol. Tapi, bila Anda harus bekerja hingga tengah malam, pilihlah makanan yang mengandung lebih banyak protein. Protein bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi.

2. Konsumsi Camilan Sehat

Bila ingin sedikit variasi, kombinasikan potongan buah apel dengan segelas yoghurt non-fat. Atau, padukan potongan stroberi dan jeruk dengan jelly.

3. Manjakan Sistem Pencernaan

* Saat makan malam, usahakan mengonsumsi makanan dengan porsi kecil, dan hindari makanan pedas. Makan berlebihan dan pedas, dapat menimbulkan tekanan berlebihan dan merangsang pengeluaran asam pada lambung sehingga dapat memicu heartburn atau perut panas.

• Antara pukul 22.00 sampai 06.00 sebaiknya hanya mengonsumsi makanan ringan, seperti segelas susu hangat atau buah-buahan. Makanan memerlukan waktu 3-4 jam untuk dicerna. Karena itu, jangan membebani tubuh dengan makanan yang berlebihan.

4. Minum, Minum, Minum

Dehidrasi tak hanya membuat tubuh menjadi loyo, tapi juga dapat menyebabkan mekanisme lapar dan haus menjadi kacau. Mulut yang sebenarnya mencari air malah diisi camilan yang menggemukkan. Karena itu, lakukan ini :

• Letakkan sebotol besar air putih di atas meja kerja. Jadi, selama lembur dan shift malam, Anda tidak terdorong untuk ngemil.

• Minumlah segelas air putih apabila rasa lapar menyerang.

5. Curi Waktu Untuk Olahraga

Karena jam kerja yang berbeda, tentu sulit bagi Anda untuk berolahraga bareng teman-teman sepergaulan. Tapi, bukan berarti jadwal olahraga lantas dicoret. Anda tetap dapat me­milih alternatif olahraga, seperti :

• Membeli salah satu peralatan kebugaran di rumah sebagai investasi kesehatan, seperti sepeda statis, treadmill, atau sekadar tali skipping. Bila memungkinkan letakkan televisi di depannya, sehingga dapat menambah semangat.

6. Tidur Cukup & Berkualitas

Kondisi fisik dan mental yang terlalu lelah bisa menyebabkan Anda tidak bisa tidur. Karena mata tak kunjung terpejam, Anda malah terjebak untuk ngemil. Agar tidur Anda dapat berkualitas:

• Gunakan penutup mata sehingga indra penglihatan tidak terangsang oleh cahaya matahari.

Nah,... bagaimana dengan Anda? Pilih gemuk atau mulai disiplin dan peduli terhadap kesehatan diri Anda? (sumber : www.rileks.com)

Hati-hati, Gemuk Karena Flu!

BERAT badan naik untuk sebagian orang jadi hal yang menyebalkan. Apalagi jika usaha menurunkannya butuh perjuangan yang luar biasa. Untuk itu Anda harus tahu hal-hal yang bisa membuat berat tubuh bertambah.

Berikut ini adalah hal-hal yang mungkin tak Anda sangka bisa membuat berat bertambah. Silakan simak penjelasan berikut yang kami kutip dari Handbag, Kamis (27/11/2008) :

1. Makanan Low-Fat

Makanan berkadar lemak rendah atau low-fat biasa dipilih untuk diet. Biasanya makanan-makanan tersebut memiliki rasa yang lebih hambar dari makanan biasa. Memakan makanan low-fat terkadang tidak bisa memenuhi selera makan. Hasilnya, Anda malah memakan makanan itu lebih dari porsi yang ditentukan. Sudah pasti nantinya berefek adanya gerakan pada jarum timbangan.

2. Khawatir Berlebihan dan Stress

Banyak sudah penelitian yang menulis hal ini. Semakin Anda merasa khawatir atau stres, maka nafsu makan akan bertambah. Jadi jika stres melanda, cepat-cepat atasi dengan sedikit bersantai. Spa atau sekedar membaca buku kesayangan dapat menjadi pilihan.

3. Melewatkan Jam Makan

Jangan coba-coba melakukan hal ini saat diet. Jika Anda melewatkan salah satu jadwal makan, dapat dipastikan, pada jam makan berikutnya, porsi makan justru bertambah. Lebih baik tetap makan seperti biasa, namun pilih bahan makanan yang sehat dan tak mengandung banyak lemak.

4. Internet

Internet pun punya andil besar pada pertumbuhan bobot badan. Komunikasi di depan komputer dengan rekan dan teman membuat Anda betah duduk seharian, ketimbang beraktifitas. Dan setelah Anda sadar, lemak di sekitar pinggang dan perut sudah menumpuk.Duh!

5. Flu

Penyakit flu yang sering menyerang di musim pancaroba juga termasuk hal yang membuat berat badan bertambah. Saat flu, tubuh biasanya lemas dan tak bertenaga. Untuk mempercepat proses penyembuhan, banyak orang yang menambah porsi makannya. Alhasil setelah flu hilang, pipi semakin chubby. (sumber : detikhot)

Perempuan Gemuk Mudah Menderita Osteoartritis

DALAM kehidupan sehari-hari, sering dijumpai keluhan nyeri bahkan pembengkakan pada satu atau beberapa sendi tubuh, sampai sulit melakukan aktivitas rutin sekali pun. Orang awam menyebutnya penyakit rematik.

Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 jenis penyakit rematik, tetapi hanya beberapa yang sering dijumpai, termasuk osteoartritis. Dan rumor di masyarakat bahwa perempuan gemuk mudah terserang rematik, dalam kenyataan memang ada benarnya.

Osteoartritis merupakan penyakit pada persendian yang paling sering dijumpai. Ditandai dengan rusaknya lapisan pelindung pada ujung-ujung tulang, yang dinamakan kartilago. Kartilago merupakan penutup ujung-ujung tulang yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi dan sebagai pelindung pada saat bergerak.

Osteoartritis merupakan proses degeneratif. Mula-mula terjadi perubahan biokimiawi pada tulang rawan sendi yang akhirnya menyebabkan integritas tulang rawan sendi terganggu.

Dalam hal ini terjadi penipisan tulang rawan sendi, sampai akhirnya tulang rawan sendi habis. Perubahan dari awal sampai akhir berlangsung lambat, dibutuhkan waktu bertahun-tahun sampai terjadinya kelainan sendi.

Banyak penderita tidak menyadari bahwa telah terjadi proses kelainan sendi karena semula gejalanya tidak menonjol. Gejala peradangan sendi tidak mendominasi perjalanan penyakit. Peradangan baru tampak bila terjadi pelepasan serpihan tulang rawan sendi ke dalam rongga sendi.

Apabila kartilago rusak maka ujung-ujung tulang akan terekspos. Jaringan otot dan jaringan di sekitar sendi akan mengalami iritasi dan peradangan. Kondisi ini mengakibatkan nyeri dan kaku sendi.

Osteoartritis dapat disebabkan salah satu atau beberapa hal. Antara lain pemakaian dan robekan pada sendi yang diakibatkan usia tua. Dapat pula akibat kecelakaan pada waktu olahraga. Bahkan ada sebagian penderita yang memang mempunyai riwayat keluarga yang cenderung menderita penyakit ini.

Nyeri dan Kaku Sendi

Gejala dan tanda osteoartritis bervariasi. Bahkan sebagian orang yang dalam foto rontgen telah menunjukkan adanya tanda osteoartritis, ternyata tidak mengeluh sama sekali. Namun sebagian penderita justru mempunyai keluhan yang berat, bahkan hampir tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari.


Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri, kaku, dan hangat pada persendian yang terkena. Kadang-kadang pada persendian terdengar suara gemeretak sewaktu digerakkan. Persendian tubuh yang sering terkena adalah lutut, panggul, dan tangan.

Gejala cenderung muncul secara bertahap dengan rasa nyeri dan kaku pada sendi yang terkena. Untuk sebagian penderita, nyeri merupakan keluhan yang paling dirasakan, sedangkan yang lain berupa kaku maupun kelainan (deformitas) sendi.

Apabila lutut dan panggul yang terkena osteoartritis, maka sulit untuk berjalan dan terasa sakit sekali. Demikian pula jika tangan yang terkena, maka kegiatan menjahit, mengetik dan membawa barang akan menimbulkan rasa sakit.

Penderita osteoartritis sering mengalami kaku pada sendi terutama pagi hari (morning stiffness) atau setelah lama tidak melakukan aktivitas. Meskipun demikian, kaku sendi dapat diredakan dengan latihan-latihan ringan. Nyeri sendi paling berat terjadi pada malam hari, sedangkan pagi hari masih nyeri tetapi lebih ringan dan membaik pada siang hari.

Penonjolan pada tulang yang tumbuh bersamaan dengan osteoartritis sering mengakibatkan deformitas, terutama pada tangan dan jari. Pembesaran yang berupa penonjolan pada persendian ujung jari disebut nodus Herbeden, sedangkan yang letaknya di tengah disebut nodus Bouchard. Meskipun kondisi ini kelihatannya mengkhawatirkan, tetapi tidak mengganggu pergerakan tangan.

Perempuan Gemuk

Sekitar 8-10 persen orang dewasa di Amerika menderita penyakit ini. Belum banyak penelitian tentang kejadian penyakit rematik khususnya osteoartritis dïlakukan, sehingga tidak diketahui gambaran pasti angka kejadian penyakit ini di Indonesia.

Biasanya diderita oleh orang di atas 45 tahun dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Setelah usia 65 tahun, lebih dari 50 persen populasi menunjukkan berbagai gradasi artritis berdasarkan foto rontgen, meskipun tidak semuanya menunjukkan gejala osteoartritis.

Kemungkinan terjadi osteoartritis pada perempuan tiga kali lebih besar dibandingkan laki-laki. Persendian yang mendapat beban tambahan karena aktivitas fisik, misalnya mengangkat barang yang berat atau olahraga berat, lebih mudah menderita.

Demikian pula kegemukan, yang cenderung membebani sendi, lebih mudah menderita penyakit ini. Karena itu, dalam kenyataannya perempuan yang bertubuh gemuk lebih mudah terkena osteoartritis. Tidak mengherankan jika ada sebagian perempuan yang mengeluh menderita kekakuan dan nyeri sendi, bahkan pembengkakan pada sendi, terutama sendi lutut dan kaki, justru setelah berat badannya bertambah.

Olahraga secara teratur untuk mengurangi berat badan sangat dianjurkan bagi semua orang yang telah berusia di atas 45 tahun, terutama perempuan. Lakukan pula pengaturan makanan sesuai petunjuk ahli gizi.

Olahraga merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya osteoartritis. Karena itu, salah jika membiarkan orang tua yang menderita penyakit ini untuk tinggal di tempat tidur, bahkan melarangnya melakukan aktivitas fisik.

Penderita osteoartritis justru dianjurkan tetap berjalan, duduk santai di luar rumah ataupun melakukan berbagai tugas rumah tangga untuk melatih ototnya. Semua aktivitas ini memang kelihatan sederhana, tetapi sangat bermanfaat untuk melatih tulang-tulang yang telah tua dan mulai aus.

Hal yang perlu diperhatikan, jangan membiarkan penderita berdiri terlalu lama. Sebaiknya duduk-duduk atau berjalan-jalan ringan tanpa mengangkat benda apa pun.

Di samping itu, ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh penderita yang masih muda untuk mencegah timbulnya osteoartritis di masa tua. Beberapa di antaranya adalah : Jangan terus-menerus tinggal di tempat tidur, jika tidak terpaksa sekali.

Apabila menderita sakit yang mengharuskan berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu beberapa hari, maka aktivitas fisik harus segera dilakuan begitu sembuh. Segera berjalan, jika memungkinkan.

Banyak orang yang senang mengganjal tubuhnya dengan bantal sewaktu berbaring di tempat tidur. Namun, usahakan tidak meletakkan bantal di bawah lutut bila sedang berbaring.

Jangan terlampau banyak berdiri. Seandainya pekerjaan mengharuskan untuk berdiri, usahakan diselingi dengan duduk. Dalam setiap aktivitas, usahakan agar persendian dapat bergerak dengan gerakan penuh, jangan ada yang mengikat atau membebani. Jagalah keseimbangan berat badan, agar tetap normal. Bergeraklah selalu bila memungkinkan.

Pengobatan
Mengingat keluhan utama penderita osteoartritis adalah timbulnya rasa nyeri, maka upaya yang mula-mula dilakukan adalah mengurangi rasa nyeri. Ini dapat dimulai dengan dengan cara sederhana, yakni menghangatkan persendian yang sakit.

Ada bermacam-macam cara pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di rumah. Pertama, dengan cara mengompres. Sediakan air hangat dalam mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air dan tekan-tekankan pada persendian yang terganggu tesebut. Ulangi cara ini berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya.

Cara lain, dengan memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan botol hangat ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar matahari pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung yang sakit.

Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas, misalnya terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman.

Cara yang lebih modern untuk menghilangkan rasa sakit akibat osteoartritis adalah penyinaran menggunakan sinar inframerah. Meskipun umumnya dilakukan di tempat-tempat fisioterapi, tetapi kini dapat dilakukan sendiri di rumah menggunakan peralatan yang lebih sederhana.

Seandainya melakukan sendiri di rumah, harus diingat bahwa penyinaran tidak boleh melampaui 15 menit, dengan jarak lampu dan bagian tubuh yang disinari sekitar satu meter. Juga harus diperhatikan, agar kulit di tempat rasa sakit tadi tidak sampai terbakar karenanya.

Meskipun dengan cara menghangatkan ini rasa sakit dapat berkurang, tetapi ini bukan cara pengobatan yang dapat menyembuhkan. Cara penyembuhan yang baik adalah dengan gerak badan.

Untuk itu perlu sekali nasihat seorang ahli fisioterapi untuk mendapatkan petunjuk dalam melakukan latihan tubuh yang diperlukan. Dokter biasanya akan memberi resep obat yang dimulai dari penghilang rasa sakit ringan seperti golongan parasetamol, aspirin atau obat-obat yang termasuk obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) untuk menolong mengurangi rasa sakit sekaligus peradangan dan pembengkakan yang telah terjadi.

Obat ini biasanya mengakibatkan efek sampinq pada saluran pencernaan, berupa rasa panas dan pedih di ulu hati, mual, muntah dan beberapa gejala saluran pencernaan lain seperti diare atau bahkan sembelit. Bila demikian dokter bisanya akan mempertimbangkan memberi obat baru yang termasuk kelas COX-2 inhibitor terbaru (Rofecoxib). Obat ini memiliki efek samping minimal. (sumber : sinar harapan; artikel Prof Dr Myrnawaty, pakar kedokteran keluarga)

Sakit Kepala Anak, Si Gemuk Lebih Rentan

SAKIT kepala bukan hanya milik orang dewasa. Anak kecil pun, terlebih jika kelebihan berat badan, bisa terserang penyakit ini.

Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu buah hati Anda merasakan pusing dan pening alias sakit kepala. Terkadang kejadian sehari-hari seperti tugas sekolah yang menumpuk atau ketegangan menghadapi ujian sekolah membuat anak tidak cukup tidur dan makan. Akibatnya, si kecil pun mengeluh sakit kepala.

Contoh sederhana lainnya, saat bermain acapkali anak kurang hati-hati sehingga mengalami benturan di kepala atau terjatuh. Kejadian ini lagi-lagi bisa memicu trauma atau sakit kepala bagi mereka.

‘’Sayangnya terkadang anak-anak tidak melapor ke orangtua bahwa mereka baru terjatuh atau terbentur di kepala. Bahkan, pengasuhnya pun sering kali diam saja,’’ ujar spesialis anak dari RS Pondok Indah Jakarta, dr Adi Tagor SpA.

Dokter yang akrab disapa Adi ini mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya selama ini menangani pasien cilik, penyebab tersering sakit kepala pada anak adalah karena infeksi bakteri, atau virus yang memengaruhi sistem saraf pusat. Adakalanya saat anak mengalami demam tinggi, sel otaknya membengkak untuk menahan cairan sehingga memicu rasa sakit di kepala.

‘’Nah, yang paling dikhawatirkan adalah infeksi virus yang menyerang selaput otak. Pasalnya, hal ini menyebabkan peradangan yang disebut meningitis,’’ sebutnya.

Kejadian seremeh apa pun memang bisa memicu sakit kepala. Pantas saja jika para ahli medis di Amerika Serikat menyebutkan, 90 persen anak usia sekolah pernah mengalami sakit kepala. Terlebih di era serba-teknologi canggih ini, anak-anak kerap duduk berjam-jam di depan layar televisi, monitor komputer, dan Play-Station (PS). Padahal, paparan radiasi layar monitor yang berlebihan juga dapat memicu sakit kepala. Hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian di Jepang.

Kebiasaan anak yang betah berlama-lama di depan monitor secara perlahan juga dapat memicu kegemukan. Pasalnya, selagi bermain PS misalnya, organ yang aktif bergerak umumnya hanya tangan dan otak, sedangkan yang lainnya statis. Belum lagi saat menonton program favoritnya di TV, biasanya dilakukan sambil ngemil. Immobilitas plus ngemil, jadilah tumpukan lemak yang memicu kelebihan berat badan (overweight) hingga obesitas.

Kasus obesitas anak terus menggurita dalam beberapa tahun terakhir, dan para ahli mengingatkan akan serangkaian risiko seperti penyakit kardiovaskuler yang dihadapi anak obesitas manakala beranjak dewasa.

Apakah ada hubungannya dengan sakit kepala? Kaitannya dengan sakit kepala diinformasikan dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Sakit Kepala pada waktu lalu. Penelitian ini menyebutkan, anak-anak atau remaja yang kelebihan berat badan menunjukkan peningkatan risiko terkena sakit kepala kronis.

Penelitian yang dipimpin Dr Andrew D Hershey dari RS Anak Cincinnati, Amerika Serikat itu melibatkan partisipan sebanyak 913 anak dan remaja dengan keluhan sakit kepala. Sekitar 17,5 persen partisipan dinyatakan mengalami overweight atau obesitas, dan 33 persen partisipan juga menunjukkan risiko yang mengarah pada dua kondisi tersebut.

Peneliti lantas mengikuti perkembangan para partisipan tersebut selama enam bulan. Hasilnya, jika indeks massa tubuh (IMT) meningkat, gangguan sakit kepala pun lebih sering terjadi. IMT merupakan suatu sistem pengukuran yang melibatkan tinggi dan berat badan. Angka IMT menjadi salah satu indikator seseorang dikategorikan berbobot normal, overweight, ataukah obesitas.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap orang dewasa juga melaporkan adanya keterkaitan antara IMT dengan sakit kepala kronis. Di mana diketahui, obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang memicu sakit kepala kronis harian. Kendati demikian, kabar baiknya adalah frekuensi sakit kepala akan berkurang seiring penurunan bobot badan.

Untuk itu, Hershey dan timnya menyarankan para dokter yang memiliki pasien anak-anak dengan sakit kepala untuk memperhatikan berat badan. Misalnya melalui terapi perilaku, pengaturan pola makan tepat, dan tentunya berolahraga teratur. (sumber : sindo)